Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi N Lamatenggo, menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama Festival Virtual ini dilaksanakan untuk mengobati kerinduan mereka tentang keindahan Raja Ampat, sehingga selama dua hari ini akan memberikan konten-konten khas Raja Ampat seperti alam Raja Ampat, sebagaimana jargon Raja Ampat yaitu from ridge to reefs; dari keindahan burung surgawi di puncak perbukitan hingga menyusuri kedalaman laut Raja Ampat. Juga atraksi seni dan budaya Raja Ampat melalui tari-tarian oleh sepuluh sanggar tari yang ada di Raja Ampat. Serta tidak ketinggalan, kelezatan kuliner lokal khas Raja Ampat dari hasil alamnya yang melimpah.
Menurut Yusdi, meskipun Festival Bahari dilaksanakan secara virtual, hal ini tidak mengurangi maksud dan tujuan utama Festival Bahari dalam mempromosikan pariwisata Raja Ampat. Sehingga, dirinya berharap, para pelaku usaha pariwisata Raja Ampat, khususnya operator dan pengelola wisata lokal dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat konten kreatif mengenai objek wisata yang dimilikinya dalam bentuk kumpulan foto ataupun video yang menarik untuk memancing kembali minat wisatawan untuk menghabiskan waktu berwisata di Raja Ampat.
"Kami laksanakan secara virtual, selain untuk merangsang pengelola dan operator wisata untuk terus kreatif dalam menyajikan pariwisata Raja Ampat, juga untuk mempromosikan kembali Raja Ampat sesuai dengan Protokol Kesehatan kebiasaan baru," papar Yusdi.
Semenjak dibuka kembali secara resmi pada akhir bulan Agustus 2020 lalu oleh Gubernur provinsi Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, Pariwisara Raja Ampat menerapkan adaptasi Kebiasaan Baru dengan berpedoman pada CHSS, yaitu Clean (Bersih), Health (Sehat), Safety (Aman) dan Sustainable (Berkelanjutan).